SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA,TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG...!!!
>

Kamis, 09 September 2010

Pengorbanan Ibrahim ‘Alaihis Salam

“Dan ketika Ibrahim diuji Rabbnya dgn beberapa kalimat lalu Ibrahim menunaikannya..” . Allah memerintah Ibrahim as berhijrah ke Mekah. Perintah ini bukan kali pertama bagi Ibrahim. Sebelumnya beliau telah menunaikan hijrah beberapa kali dari Babilon ke Palestina; dari Palestina ke Mesir; dari Mesir ke Palestina lagi. Semua beliau lakukan demi risalah suci. Hijrah ke Mekah kemudian menjadi peristiwa yg monumental di dalamnya syarat dgn pelajaran utk sebuah pengorbanan sejati. Sekurang-kurangnya ada tiga aktor yg berperan penting Ibrahim Hajar Isma’il. Ketinganya mewakili tiga unsur keluarga bapak istri dan anak. Adalah Ibrahim as yg sudah berumur mengharapkan keturunan. Allah kemudian memberinya Isma’il. Bukan main girang dan bersyukurnya Ibrahim ia mendapat karunia yg selama ini selalu dimintanya. Sampai akhirnya datang perintah hijrah ke tempat yg kini dikenal dgn Mekah. Ibrahim Hajar dan Isma’il pergi menuju padang gersang yg tak bertuan itu. Tiada penduduk tiada tempat tinggal tiada tanaman tiada air. Di tempat itulah Ibrahim rela meninggalkan istri dan bayinya. Semua ia lakukan demi perintah Allah. Tak banyak bekal yg beliau tinggalkan kecuali seteko air dan sekantong makanan. Ibnu Katsir menceritakan saat Nabi Ibrahim hendak berlalu sang istri menarik tali kekang tunggangannya dan bertanya “Apakah Kanda akan meninggalkanku bersama anakmu di tempat yg tiada tanaman lagi ?”Ibrahim as terdiam. Hajar mengulangi pertanyaannya hingga tiga kali dan tetap saja Ibrahim diam. Sampai akhirnya Hajar mengganti pertanyaan “Apakah Allah yg memerintahkanmu melakukan hal ini?” “Benar” jawab Ibrahim. Hajar menimpali “Jika demikian Allah tidak akan mempersulit kami.” Sungguh sebuah dialog yg menusuk hati. Merefleksikan kedalaman iman. Tercermin ketundukan sekaligus pengorbanan yg menakjubkan. Berhijrah meninggalkan kemapanan dan barangkali rumah pekerjaan sanak keluarga serta nilai materi dunia lain menuju tempat yg gersang tak bertuan tak ada jaminan keamanan tidak juga makanan dan minuman apalagi sanak keluarga dan handai taulan. Sebuah sikap dan keputusan yg memancarkan nilai tawakal dan iman yg begitu tinggi bahwa hanya Allah yg Maha Menghidupkan Maha Mematikan Maha Memberi Rezeki. Meyakini dan mewujudkan keyakinan tersebut dalam praktik tentu tidak semudah meyakininya dalam teori. Tidak semudah menghafal lafaz-lafaz asmaul husna. Ibrahim beserta keluarga tidak sedang berteori tetapi tangah mengartikulasikan sebuah teori. Sampai akhirnya terjadilah peristiwa bersejarah. Perbekalan air dan makanan Hajar habis. Isma’il a.s. menagis kehausan krn ibunya tak lagi dapat mengeluarkan ASI. Sang ibu kelabakan ia berlari berusaha mencari air di antara Bukit Shofa dan Marwa. Usahanya tak menuai hasil. Terjadilah mukjizat isma’il menjejakkan kakinya dan terpancarlah air. Hajar berseru “Zummi? zummi? .” Sang air kemudian mengumpul jadilah ia telaga zam-zam. Dalam syariat haji kesabaran dan keyakinan keluarga Ibrahim diabadikan dalam amal sa’i. Selesaikah ujian? ternyata belum. Ketika Isma’il menginjak dewasa dan sampai pada umur sanggup berusaha bersama ayahnya Ibrahim mendapat wahyu utk menyembelih sang anak. Ibrahim berkata “Wahai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Sungguh sebuah perintah yg tiada terkira pengorbanannya baik bagi sang bapak maupun sang anak. Keimanan keduanya ditantang. Pernyataan Isma’il sungguh memukau “Ia menjawab ‘Hai Bapakku kerjakan apa yg diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yg sabar’.” . Akhirnya perintah itu ditunaikan. Saat Ibrahim hendak menyembelih anak kesayangannya setan datang mengganggu. Ibrahim sadar akan gangguan maka dilemparlah setan dgn batu. Gangguan terjadi hingga tiga kali. Peristiwa ini diabadikan dalam syariat haji berupa “lempar jumrah”. Ketika mata pisau Ibrahim hendak menyentuh leher Isma’il Allah menahan mata pisau itu dan menggantikannya dgn seekor domba. Kisah ini dikenang dalam syariat penyembelihan hewan kurban pada tiap musim haji. Demikian Ibrahim as sang suri tauladan. Kecintaan yg purna terhadap Allah menghantarkan ia lulus ujian. “Dan ketika Ibrahim diuji Rabnya dgn beberapa kalimat lalu Ibrahim menunaikannya..” . Kisah di atas hanya salah satu bentuk ujian baginya. Sebelumnya Ibrahim juga menghadapi ujian-ujian yg luar biasa. Dan Ia selalu lulus. Para Mufassir banyak menyebutkan bentuk-bentuk ujian Ibrahim dan ia selalu sukses menjalaninya. Bukan hanya Ibrahim yg mencontohkan pengorbanan di atas. Istri dan anaknya demikian juga. Sungguh sebuah komposisi yg ideal ada teladan seorang bapak teladan seorang istri dan teladan seorang anak. Ketiganya adl pilar sebuah keluarga. Baik buruknya sebuah keluarga menjadi kunci utama baik buruknya sebuah masyarakat. Karena masyarakat terbangun atas sekumpulan keluarga demikian seterusnya. Sungguh tak terbayang betapa indah sebuah bangunan masyarakat jika unsur-unsur masyarakatnya adl manusia terdidik seperti terdidiknya keluarga Ibrahim? Manusia-manusia bertauhid yg meletakkan kecintaan terhadap Allah di atas segala-galanya? Kisah pengorbanan Ibrahim sekeluarga menjadi “monumen” sejarah. Ia selalu diperingati tiap tahun dalam syari’at haji dan kurban pada tiap Dzulhijjah. Bukan tanpa maksud melainkan utk ditauladani. Dari sini masing-masing dapat bermuhasabah sudahkah kecintaan kita terhadap Allah berada di atas segala-galanya melebihi cinta kita terhadap pekerjaan tempat tinggal dan harta? melebihi cinta kita terhadap anak istri bahkan kedua orang tua? melebihi cinta kita terhadap yg paling berharga dalam hidup nyawa kita? Semua berpulang pada diri kita. Masing-masing pribadi yg tahu jawabannya. Wallahu a’lam bish shawab. . Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
sumber file al_islam.chm

Benarkah Wanita Penghuni Neraka Terbanyak?

Di antara prinsip akidah Ahluss Sunnah wal Jama’ah dan merupakan ijma’ mereka adalah meyakini bahwa surga dan neraka adalah makhluk yang telah Allah ciptakan dengan haq dan Dia menetapkan calon penghuni bagi keduanya.
Allah jadikan surga sebagai tempat tinggal abadi yang penuh dengan berbagai kenikmatan bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya, senantiasa berbuat amal shalih, dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan neraka, Dia jadikan sebagai tempat tinggal yang mengerikan dan membinasakan bagi setiap orang kafir, musyrik, munafik, dan durhaka kepada-Nya. More >

Akan Datang Tamu Tercinta!

Saudaraku muslim dan muslimah! Bagaimanakah perasaan anda jika ada seorang tamu yang anda cintai dan rindukan memberitahu bahwa ia akan datang dan tinggal bersama anda selama beberapa hari, apa yang akan anda lakukan?
Tidak diragukan lagi, anda akan senang dan berbahagia kemudian anda akan bersiap-siap menyambut kunjungan itu sedapat mungkin anda akan merapikan diri, membersihkan rumah, dan menyiapkan acara-acara yang menarik dalam rangka kunjungan itu. Bukankah demikian? Jawabannya adalah, “Tentu!” More >

Amalan-Amalan Keliru di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan telah berlalu dengan cepatnya. Tak terasa kita sekarang sudah berada di penghujung bulan ramadhan. Semoga amal-amal ibadah yang telah kita lakukan mendapat pahala yang banyak di sisi Allah.
Pada kesempatan kali ini, kami ingin menyinggung beberapa dari kebiasaan kaum muslimin yang berhubungan dengan bulan Ramadhan, yang mungkin di antara kita ada yang belum mengetahui jika kebiasaan-kebiasaan itu ternyata bertentangan dengan syariat agama kita yang mulia ini. Jika beberapa kebiasaan itu sudah terlanjur kita lakukan, semoga Ramadhan tahun depan kita bisa membenahi diri untuk tidak melakukannya kembali. More >

Etika

Canda dan Tawa yang Islami


Manusia tidak akan pernah lepas dari interaksi sosialnya, baik dengan keluarga, sahabat, sanak kerabat bahkan dengan masyarakatnya. Dalam interaksi tersebut terjadilah komunikasi yang kadang dibumbui oleh tawa, canda, atau senda gurau.
Tertawa dan bercanda tidaklah terlarang dalam Islam, bahkan dalam kondisi-kondisi tertentu diperlukan untuk melepas kejenuhan atau kesusahan, terutama dalam suatu keluarga atau lingkungan kerja. Namun yang perlu dikaji, bagaimana hal itu dilakukan sesuai dengan rambu-rambu syari’at sehingga tidak berujung pada pelanggaran dan dosa bagi pelakunya. More >

Benarkah Wanita Penghuni Neraka Terbanyak?

Di antara prinsip akidah Ahluss Sunnah wal Jama’ah dan merupakan ijma’ mereka adalah meyakini bahwa surga dan neraka adalah makhluk yang telah Allah ciptakan dengan haq dan Dia menetapkan calon penghuni bagi keduanya.
Allah jadikan surga sebagai tempat tinggal abadi yang penuh dengan berbagai kenikmatan bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya, senantiasa berbuat amal shalih, dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Sedangkan neraka, Dia jadikan sebagai tempat tinggal yang mengerikan dan membinasakan bagi setiap orang kafir, musyrik, munafik, dan durhaka kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“(Surga itu) telah dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 132)
Dan firman-Nya: “Neraka itu telah dipersiapkan bagi orang-orang kafir.” (Al-Baqarah: 24, Ali Imran: 131)
Siapakah Mayoritas Penghuni Neraka?
Diriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudriy, ia berkata: “Suatu ketika Rasulullah keluar pada hari raya Idul Adha atau Idul fitri menuju tempat shalat dan melalui sekelompok wanita. Beliau bersabda, ‘Wahai kaum wanita besedekahlah, sesungguhnya aku telah diperlihatkan bahwa kalian adalah mayoritas penghuni neraka.’ Mereka bertanya, ‘Mengapa wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Kalian banyak melaknat dan durhaka terhadap suami. Dan tidaklah aku menyaksikan orang yang memiliki kekurangan akal dan agama yang dapat menghilangkan akal kaum laki-laki yang setia daripada salah seorang di antara kalian.’ Mereka bertanya, ‘Apa yang dimaksud dengan kekurangan agama dan akal kami wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Bukankah kesaksian wanita sama dengan separuh kesaksian seorang pria?’ Mereka menjawab, ‘Benar.’ Beliau berkata lagi, ‘Bukankah apabila wanita mengalami haidh maka dia tidak melakukan shalat dan puasa?’ Mereka menjawab, ‘Benar.’ Beliau berkata, ‘Itulah (bukti) kekurangan agamanya.’” (HR.  Bukhari)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah bersabda, “Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita. Lalu, surga diperlihatkan kepadaku dan aku melihat kebanyakan penghuninya adalah orang-orang fakir.” (HR. Ahmad)
Di dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda, “Aku melihat ke dalam surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah orang-orang fakir dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dan Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)
Hadits-hadits tersebut di atas memberitahukan kepada kita dengan jelas dan gamblang bahwa mayoritas penghuni surga adalah orang-orang fakir (miskin). Sedangkan penghuni neraka yang paling banyak adalah dari kaum wanita.
Mengapa Wanita Menjadi Mayoritas Penghuni Neraka?
Di dalam kisah gerhana matahari yang mana Rasulullah dan para sahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, diperlihatkan kepada beliau surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka, beliau bersabda kepada para sahabatnya:
“… dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita.” Para sahabatnya pun bertanya: “Wahai Rasulullah, mengapa (demikian)?” Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah mereka kufur terhadap Allah?” Beliau menjawab: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikit pun kebaikan pada dirimu.’” (HR. Bukhari)
Di dalam hadits lainnya, Rasulullah menjelaskan tentang sifat wanita penduduk neraka, beliau bersabda:
“…dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk unta. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan wanginya surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Dari beberapa hadits yang telah lalu, kita dapat mengetahui beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam api neraka dan bahkan menjadikan mereka golongan mayoritas dari penghuninya. Di antaranya adalah sebagai berikut:
  • Banyak Melaknat
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi, “Kalian banyak melaknat.”
Imam Nawawi menyebutkan bahwa para ulama telah bersepakat akan haramnya melaknat. Laknat dalam bahasa Arab artinya adalah menjauhkan. Sedangkan menurut syariat artinya adalah menjauhkan dari rahmat Allah dan kebaikan-Nya. Dan tidak diperbolehkan bagi seseorang menjauhkan orang-orang yang tidak diketahui keadaannya dan akhir perkaranya dengan pengetahuan yang pasti dari rahmat dan karunia Allah. Karena itu mereka mengatakan, ‘Tidak boleh melaknat seseorang yang secara zhahir adalah seorang muslim atau kafir kecuali terhadap orang yang telah kita ketahui menurut  dalil syar’i bahwa dia mati dalam keadaan kafir seperti Abu Jahal atau iblis.
Adapun melaknat (secara mutlak tanpa menyebut nama tertentu, pent) dengan menyebutkan sifat-sifatya tidaklah diharamkan seperti melaknat seorang wanita yang menyambung dan minta disambungkan rambutnya, seorang yang mentato dan minta ditato, pemakan riba dan yang memberi makan dengannya, pelukis (makhluk hidup), orang-orang zhalim, fasiq, kafir dan melaknat orang yang mengubah batas tanah, orang yang menasabkan seseorang kepada selain ayahnya, membuat sesuatu yang baru dalam Islam (bid’ah), dan lainnya sebagaimana telah disebutkan oleh dalil-dalil syar’i yang menunjukkan kepada sifat, bukan diri tertentu.1
  • Durhaka terhadap Suami dan Mengingkari Kebaikan-Kebaikannya
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya.”
Kedurhakaan semacam ini banyak sekali kita dapati dalam kehidupan keluarga kaum muslimin, yakni seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya disebabkan sikap atau perbuatan suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri. Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri adalah bersyukur atas kebaikan yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufurinya karena Allah tidak akan melihat kepada istri semacam ini sebagaimana dijelaskan Rasulullah: “Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.”2
Termasuk dalam bentuk kedurhakaan istri kepada suami adalah hal-hal berikut ini apabila dilakukan tanpa alasan yang dibenarkan syariat: Tidak melayani kebutuhan seksual suaminya, atau bermuka masam ketika melayaninya, tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suami padahal suami menginginkan hal itu, menyebarkan aib suami kepada orang lain, menolak bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau atau berbicara lemah lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya, meminta cerai dari suaminya tanpa sebab yang syar’i, dan yang semisalnya.
  • Tabarruj (Bersolek)
Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh sabda Nabi: “Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang.”
Yang dimaksud dengan tabarruj adalah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki.3
Ibnu Abdil Barr berkata: “Wanita-wanita yang dimaksud Nabi adalah yang memakai pakaian yang tipis yang menampakkan bentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada zhahirnya dan telanjang pada hakikatnya.”4
Mereka adalah wanita-wanita yang suka menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah telah melarang hal ini dalam firman-Nya:
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (An-Nur: 31)
Wahai ukhti muslimah, hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan azab di akhirat kelak.
Allah berfirman: “Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (Al-Ahzab: 33)
Inilah beberapa sebab yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari azab-Nya di dunia dan akhirat. Amin.
Sumber: Majalah Nikah Vol. 8, No. 8
  1. Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz II hal 88-89 []
  2. Riwayat Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76 []
  3. Jilbab al Mar’atil Muslimah halaman 120 []
  4. Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 []
Sejarah Iikaslam Di Amer

Sejarah penyebaran dan perkembangan Islam di Amerika tidak terlepas dengan Black Muslim Amerika. Gerakan Ahmadiyah dalam Islam, sebuah komunitas ortodoks internasional, adalah organisasi pertama yang berhasil menyelenggarakan upaya memperkenalkan Islam di Amerika Serikat dan paling sukses di antara Afro-Amerika.

Mubaligh-mubaligh dikirim ke Amerika oleh Gerakan Ahmadiyah untuk menyebarkan Islam, yang pertama adalah Mufti Muhammad Shadiq, yang menginjakkan kaki di Amerika pada 15 Februari 1920. Muhammad Sadiq menjadi dekat dengan “Universal Negro Improvement Association” yang didirikan oleh Marcus Garvey dan mengajarkan Islam kepada Garveyites, yang anggota-anggotanya kemudian termasuk Elia Muhammad dan Noble Drew Ali.

Mufti Muhammad Sadiq mulai menerbitkan sebuah majalah bulanan bernama The Muslim Sunrise, yang berisi artikel tentang Islam, isu-isu kontemporer. Majalah ini sampai sekarang pun masih terbit. Muhammad Sadiq menarik banyak orang ke dalam islam dalam kunjungan singkatnya di Amerika, terutama di Detroit dan Chicago antara 1922 dan 1923. Gerakan ahmadiyah walaupun mengalami kemajuan dalam perkembangannya di amerika, pengikutnya tidak pernah sebanyak pengikut Nation of Islam di amerika yang berasal dari seluruh penjuru negara, pada dasarnya adalah karena ahmadiya tidak berkhutbah tentang nasionalisme, tapi mengajarkan ttg islam.

Gerakan Ahmadiyah terus tumbuh dan menyebar. Mereka telah mendirikan lebih dari 40 misi di Amerika dan telah berdiri di lebih dari 120 negara, dengan lebih dari 10 juta anggota. (ALI Sekretaris MURTAZA Informasi Gerakan Ahmadiyah dalam Islam Holliswood, Queens, 7 Mei 1993)

Diterjemahkan dari nytimes.com/1993/05/22/opinion/l-islamic-movement-came-to-us-in-1920-424693.html

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.