SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA,TERIMA KASIH SUDAH BERKUNJUNG...!!!
>

Jumat, 10 September 2010

Cake Ulang Tahun untuk Anak-anak

 Photo Sharing and Video Hosting at PhotobucketPhoto Sharing and Video Hosting at Photobucket



UlasanUlasanUlasanUlasanUlasanCake Ulang Tahun untuk Anak-anak:Aug 16, '07 4:53 AM
untuk

Kategori:Lainnya
SUNFLOWER CAKE

Ukuran porsi: 10 potong

Bahan-bahan
Cake:

* 2 buah cake bulat, diameter 23 cm, dinginkan

Vanilla buttercream:

* 90 gram mentega/margarin
* 675 gram gula pasir
* 1 sendok teh vanili ekstrak
* 75 cc susu cair
* 2 tetes pewarna kue berwarna kuning

Best chocolate frosting:

* 90 gram coklat bubuk
* 45 gram mentega/margarin
* 375 gram gula pasir
* 1 sendok teh vanili ekstrak
* 75 cc susu cair

Cara membuat
Vanilla buttercream: panaskan air hingga mendidih, lalu letakkan piring tahan panas, masukkan mentega di atasnya, biarkan hingga meleleh, angkat, dinginkan selama 5 menit.

Campur mentega tadi dan gula, kocok dengan mixer hingga rata, lalu tambahkan vanili ekstrak dan susu cair sesendok-sesendok, kocok hingga rata dan mengembang, angkat.

Masukkan pewarna kue berwarna kuning, aduk hingga rata, lalu sisihkan.

Best chocolate frosting: panaskan air hingga mendidih, lalu letakkan piring tahan panas, masukkan coklat bubuk dan mentega, biarkan hingga meleleh dan tercampur rata, angkat, dinginkan selama 5 menit.

Campur campuran tadi dan gula, kocok dengan mixer hingga rata, lalu tambahkan vanili ekstrak dan susu cair sesendok-sesendok, kocok hingga rata dan mengembang, angkat, sisihkan.

Cake: ambil 1 buah cake bulat, lalu dengan menggunakan pisau, oleskan sebagian best chocolate frosting di sekeliling cake dulu, kemudian di bagian atasnya.

Berhubung bagian atas ini adalah pusat dari bunga matahari, maka frosting tidak boleh rata tetapi agak menjulang tinggi di bagian tengahnya.

Untuk mendapatkan hasil ini, caranya adalah dengan menggunakan pisau, lalu lewatkan di atas frosting tadi dan ditarik perlahan ke atas.

Siapkan loyang ukuran 20 cm x 20 cm, balik, lalu dengan menggunakan spatula, letakkan cake secara perlahan-lahan di atas loyang, biarkan hingga frosting membeku.

Ambil cake bulat yang satunya, potong menjadi 2 bagian, lalu potong tiap bagian menjadi 2 bagian lagi, dan potong kembali tiap bagian ini menjadi 2 bagian, sehingga mendapatkan 8 bagian berbentuk segitiga yang sama ukurannya.

Dengan mengunakan pisau, potong sedikit tiap bagian yang melengkung keluar menjadi agak melengkung ke dalam sesuai dengan bentuk cake yang pertama tadi, sehingga bila diletakkan di sekeliling cake tadi akan pas bentuknya, tetapi hati-hati jangan sampai memotong terlalu banyak.

Ambil 1 bagian cake, lalu dengan menggunakan pisau, oleskan sebagian vanilla buttercream di kedua sisi cake dulu, kemudian di bagian atasnya, ulangi hingga semua bahan habis, sisihkan, biarkan hingga frosting membeku.

Setelah semua frosting membeku, letakkan cake kecil-kecil ini di sekeliling cake yang pertama.



SEBAB-SEBAB TURUNNYA AZAB ALLAH

Sesungguhnya azab Allah pasti terjadi. Azab Allah ada 2 macam, yaitu azab di dunia dan azab di akherat. Hanya Allah yang berkuasa untuk mengirimkan azab maupun menghilangkannya. Tidak ada yang dapat menolak azab Allah. Azab Allah merupakan bentuk pertolongan Allah bagi orang-orang yang beriman dan bagi orang-orang yang berdosa azab bertujuan agar manusia kembali ke jalan yang benar. Azab Allah telah ditentukan waktunya dan datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Bencana dapat terjadi di kediaman manusia atau di dekat kediaman mereka, dan jangan salah, azab Allah tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim.
Sebab-sebab turunnya azab Allah:
1.Mengerjakan hal-hal yang dilarang Allah dan tidak melakukan hal-hal yang diperintahkan Allah
2.Tidak amar ma’ruf nahi munkar
3.Cinta dunia dan takut mati
4.Berpaling dari hukum-hukum Allah
5.Tidak bersyukur
6.Tidak bersabar
7.Orang-orang yang hidup mewah di suatu negeri melakukan kedurhakaan
8.Merancanakan kejahatan
9.Tidak menyisihkan hak fakir miskin
10.Mengatakan kepada Allah perkataan yang tidak benar dan menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya
Akibat-akibat tidak mematuhi perintah Allah dan tidak menjauhi larangan-Nya:
1.Tidak ikut berbuat tetapi ikut diazab
2.
Diterbitkan di: Maret 25, 2010

azab kubur

« pada: September 09, 2009, 04:33:07 pm »
Apakah adzab kubur itu menimpa jasad ataukah menimpa ruh ?
Jawab :
Pada dasarnya adzab kubur itu akan menimpa ruh, karena hukuman setelah mati adalah bagi ruh. Sedangkan badannya adalah sekedar bangkai yang rapuh. Oleh karena itu badan tidak memerlukan lagi bahan makanan untuk keberlangsunganya; tidak butuh makan dan minum, bahkan justru dimakan oleh tanah.
Akan tetapi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah berkata bahwa ruh kadang masih bersambung dengan jasad sehingga diadzab atau diberi nikmat bersama-sama. Adapula pendapat lain di kalangan Ahlus Sunnah bahwa adzab atau nikmat di alam kubur itu akan menimpa jasad, bukan ruh.
Pendapat ini beralasan dengan bukti empiris. Pernah dibongkar sebagian kuburan dan terlihat ternyata bekas siksa yang menimpa jasad. Dan pernah juga dibongkar kuburan yang lain ternyata terlihat bekas nikmat yang diterima oleh jasad itu.
Ada sebagian orang yang bercerita kepadaku bahwa di daerah Unaizah ini ada penggalian untuk membuat benteng batas wilayah negeri. Sebagian dari daerah yang digali itu ada yang bertepatan dengan kuburan. Akhirnya terbukalah suatu liang lahat dan di dalamnya masih terdapat mayat yang kafannya telah dimakan tanah, sedangkan jasadnya masih utuh dan kering belum dimakan apa-apa. Bahkan mereka mengatakan melihat jenggotnya, dan dari mayat itu terhambur bau harum seperti minyak misk.
Para pekerja galian itu kemudian menghentikan pekerjaannya sejenak dan kemudian pergi kepada seorang Syaikh untuk mengutarakan persoalan yang terjadi. Syaikh tersebut berkata, "Biarkan dalam posisi sebagaimana adanya. Hindarilah ia dan galilah dari sebelah kanan atau sebelah kiri !".
Beralasan dari kejadian-kejadian seperti ini, ulama menyatakan bahwa ruh terkadang bersambung dengan jasad, sehingga siksa itu menimpa ruh dan jasad. Barangkali ini pula yang diisyaratkan oleh sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Sesungguhnya kubur itu akan menghimpit orang kafir sehingga remuk tulang-tulang rusuknya". Ini menunjukkan bahwa siksa itu menimpa jasad, karena tulang rusuk itu terdapat pada jasad. Wallahu A'lam.
________________________________________
Pertanyaan :
Apakah adzab kubur menimpa orang mukmin yang bermaksiat ataukah hanya menimpa orang kafir ?
Jawab :
Adzab kubur yang terus menerus akan menimpa orang munafik dan orang kafir. Sedangkan orang mukmin yang bermaksiat bisa juga disiksa di kubur. Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim disebutkan hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, bahwa pernah suatu ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, melewati dua kuburan seraya bersabda : "Kedua penghuni kuburan itu diadzab dan keduanya bukannya diadzab lantaran dosa besar. Salah satunya diadzab karena tidak bertabir dari kencing, sedangkan yang satunya suka kesana-kemari mengumbar fitnah (mengumpat)". Kedua penghuni kubur itu jelas orang muslim.
________________________________________
Pertanyaan :
Apakah adzab kubur itu terus menerus ataukah tidak ?
Jawab :
Jika seseorang itu kafir --na'udzu billah-- maka tidak ada jalan baginya untuk meraih kenikmatan selama-lamanya, sehingga siksa kubur yang ia terima itu sifatnya terus menerus.
Namun orang mukmin yang bermaksiat, maka di kuburnya ia akan diadzab sesuai dengan dosa-dosa yang dahulu pernah ia perbuat. Boleh jadi adzab yang menimpa lantaran dosanya itu hanya sedikit sehingga tidak memerlukan waktu penyiksaan sepanjang ia berada di alam barzah antara kematiannya sehingga bangkitnya kiamat. Dengan demikian, jelas bahwa adzab yang menimpanya itu terputus, dan bukan selamanya.
________________________________________
Pertanyaan :
Apakah adzab kubur itu bisa diringankan atas orang mukmin yang bermaksiat ?
Jawab :
Memang benar bahwa adzab kubur itu bisa diringankan. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah melalui dua kuburan lantas berkata, "Kedua penghuni kubur itu di adzab, dan dia diadzab bukan karena dosa besar, tapi hakekatnya juga besar. Salah satunya tidak membersihkan diri atau tidak bertabir dari kencing, sedangkan yang satunya lagi biasa kian kemari menghambur fitnah". Kemudian beliau mengambil dua pelepah kurma yang masih basah kemudian membelahnya menjadi dua, lalu menancapkannya pada masing-masing kuburan itu seraya bersabda : "Semoga bisa meringankan adzab yang menimpa kedua orang itu selama pelepah itu belum kering". Ini merupakan satu dalil bahwa adzab kubur itu bisa diringankan, yang menjadi pertanyaan, apa kaifiatnya antara dua pelepah kurma itu dengan diringankannya adzab atas kedua penghuni kubur itu ?
Ada yang memberikan alasan bahwa karena kedua pelepah kurma itu selalu bertasbih selama belum kering, dan tasbih itu bisa meringankan siksaan yang menimpa mayit. Berpijak dari sini ada yang mengambil alasan akan sunnahnya berziarah kubur dan bertasbih di situ untuk meringankan adzab yang menimpa si mayit.
Sedangkan ulama lain menyatakan bahwa alasan seperti ini lemah, karena kedua pelepah kurma itu senantiasa bertasbih, apakah dalam kondisi basah maupun sudah kering. Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya : Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka". (Al-Isra' : 44)
Pernah juga terdengar tasbihnya kerikil oleh Rasulullah, sedangkan kerikil itu kering. Lalu, apa yang menjadi alasan sekarang ? Alasannya, bahwa; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengharap kepada Allah 'Azza wa Jalla agar berkenan meringankan adzab yang menimpa kedua orang di atas selama kedua pelepah kurma itu masih basah.
Artinya, waktu permohonan beliau itu tidak lama, hanya sebatas basahnya pelepah kurma. Ini dimaksudkan sebagai ancaman terhadap siapa saja yang melakukan perbuatan seperti kedua mayit yang diadzab itu. Karena sebenarnya dosa yang diperbuat itu termasuk besar. Salah satunya tidak menjaga diri dari kencing. Jika demikian, ia melakukan shalat tanpa adanya kesucian dari najis. Sedangkan yang satunya lagi kian kemari mengumbar fitnah, merusak hubungan baik sesama hamba Allah --na'udzu billah--, serta menghembuskan permusuhan dan kebencian di antara mereka. Dengan demikian perbuatan yang dilakukan itu berdampak besar.
Inilah alasan yang lebih mendekati. Jadi, itu merupakan syafaat sementara dari beliau dan sebagai peringatan atau ancaman kepada umatnya, dan bukan merupakan kebakhilan beliau untuk memberikan syafaat yang kekal.
________________________________________

SYUKUR NIKMAT

SYUKUR  NIKMAT
Oleh : Khoirurrijal, S.Ag, M.A. *
* Kandidat Doktor Adab Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Moulay Ismail Meknes Maroko, Peneliti dan Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro Lampung, Pemerhati Masalah-masalah Pendidikan, Bahasa, Sosial Kemasyarakatan dan Keagamaan. 
Berapa banyak kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada kita sebagai hamba-Nya. Sudahkah kita bersyukur ? Jika kita hitung-hitungnyapun, kita tidak akan sanggup menghitungnya. Ini artinya betapa banyak kenikmatan yang Allah SWT anugerahkan kepada kita, maka sudah selayaknya kita senantiasa bersyukur terhadap kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada kita. Syukur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT, akan membuat nikmat itu sendiri bertambah. Sementara sebaliknya, ingkar/kufur nikmat yang diberikan-Nya, akan membuat diri kita terkena azab dari-Nya, sebagaimana Allah SWT berfirman:
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim[14]: 7)
Dalam An-Nahl juga disebutkan, ”Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S. An-Nahl [16]: 78)
Ini artinya, saat kita lahir, kita tidak tahu apa-apa, tidak ada ilmu pengetahuan yang kita miliki. Yang kita miliki hanya ‘naluri’ saja. Seorang bayi yg menangis menandakan si bayi mengirim naluri kepada orang tuanya bahwa ada sesuatu yg tidak dia sukai, entah mengompol, buang air, dan sebagainya.
Tahapan berikutnya, barulah diajarkan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, akal budi, dan sebagainya. Maka hati, mata, dan telinga harus menjadi sarana untuk bersyukur kita kepada-Nya.
Syukur kita adalah menggunakan nikmat yang kita dapatkan untuk menyempurnakan ibadah kita sesuai dengan ketentuan-Nya sebagai manifestasi ketaatan kita pada-Nya. Sebagaimana firman-Nya:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-Asyr [103]: 1-3)
Oleh karena itu, marilah kita syukuri nikmat yang Allah SWT berikan dengan meningkatkan iman, takwa, ilmu dan amal sholih kita, agar nantinya kita jangan termasuk golongan orang-orang yang rugi. Apabila manusia taat kepada-Nya, maka kedudukan dia akan terangkat melebihi kedudukan malaikat. Sementara jika dia kufur, maka kedudukan dia akan di bawah jauh melebihi di bawah kedudukan binatang.  Wallahu A’lamu bi-ash-shawab.